Minggu, 21 Agustus 2016

Mengenal Geolistrik bagian 1

Mengenal Geolistrik bagian 1

Sejarah Perkembangan Geolistrik

Geolistrik atau Geoelectrical Method pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik Searah atau DC (‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi yang di injeksikan ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan dua buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan menggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah ‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.

Kegunaan Geolistrik

Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan geolistrik dapat diketahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m, hal ini sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya pencariannya adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat. 
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan. Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantuan dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan. 

Keunggulan Geolistrik

Keunggulan dari geolistrik ini adalah Harga peralatannya cukup murah ketimbang alat survey lainnya, biaya yang dikeluarkan untuk menggunakannya pun terbilang murah, efektivitas waktu pun sangat singkat. Untuk mobilisasi pun cukup mudah karena peralatannya yang ringan, dan untuk personelnya paling banyak enam orang, dan untuk analisis data dapat langsung diprediksi dilapangan.

Mengenal Magma

Mengenal Magma

Kalian pasti pernah mendengar berita mengenai letusan gunung berapi? Di setiap pembahasan berita itu selalu menyinggung mengenai Magma, sama halnya kalian ketika mempelajari tentang gunung api, vulkanologi dan lain sebagainya. Dalam setiap pembahasannya selalu menyinggung mengenai magma, tapi apa magma itu sebenarnya? mari kita bahas sedikit mengenai magma itu. cekidot!

Definisi Magma

Sumber: http://lavamagmainfo.weebly.com/
Magma adalah senyawa silikat yang cair, panas, dan berpijar, yang terbentuk secara alamiah dan berada dalam perut bumi. Karena berada dalam perut bumi, maka kalian tidak akan pernah melihatnya secara langsung. sedangkan Lava lelehan magma yang mengalir, panas dan berpijar serta keluar dari perut bumi melalui lubang kawah gunungapi. Pada malam hari lava tampak menyala menimbulkan sinar api yang berwarna merah, keluar dari bukaan kawah gunungapi mengalir sepanjang alur yang berujung di kawah. Sedangkan pada siang hari, sinar api tidak tampak karena kalah terang dengan sinar Matahari, yang tampak adalah kepulan asap yang berwarna putih "berjalan" sepanjang alur yang berujung di bukaan kawah gunungapi. Warna merah itu terlihat seperti warna baja yang baru saja dikeluarkan dari dapur pembakaran. Unsur-unsur utama magma adalah Oksigen, Silikon, Aluminium, Kalsium, Natrium, Kalium, Ferrum/Besi, dan Magnesium. Dari analisis Kimia berbagai batuan beku, secara umum dapat dibedakan magma basa, magma asam dan magma intermediater. 

Magma Basa/Basaltic Magma mengandung 50% Silikon Dioksida, bersuhu tinggi antara 900 - 1200 derajat Celcius dan memiliki viskositas rendah, mudah mengalir, salah satu contoh batuannya adalah basalt. Magma Asam/Rhyolity Magma memiliki komposisi Silikon Dioksida antara 60% - 70%, bersuhu rendah di bawah 800ºC dengan viskositas yang tinggi. Lebih kental dan mobilitasnya rendah, riorit misalnya. Sedangkan yang berkomposisi Silikon Dioksida diantaranya termasuk dalam magma Intermediater andesitt misalnya. Selain komposisi magma induk (parent magma) yang menjadikan batuan beku beragam, juga proses-proses diferensial dan assimilasi magma. 


Jumat, 19 Agustus 2016

Tektonik Lempeng

Tektonik Lempeng

Tektonik Lempeng adalah teori yang menerangkan proses dinamika bumi  tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Geologi mendefinisikan bahwa lempeng (plate) adalah batuan pada (solid rock) terbentuk seperti papan kaku (rigid slab) yang berukuran sangat besar. Kata tektonik berasal dari bahasa Yunani yang berarti membangun. Gabungan antara dua kata "tektonik lempeng" bermakna "bagaimana permukaan bumi dibangun dari lempeng-lempeng batuan". 


Sumber: http://www.earth.northwestern.edu/
Teori Tektonik Lempeng (Theory of plate tectonics) menyebutkan bahwa lapisan terluar bumi terdiri atas beberapa fragmen lempeng yang relatif saling bergerak antar satu dengan yang lainnya, karena lempeng-lempeng tersebut mengapung di atas suatu material yang bersifat Mobile. Tektonik lempeng adalah konsep yang telah berhasil merubah secara revolusioner pemahaman tentang dinamika bumi. Teori ini merupakan hasil gabungan dari berbagai studi mengenai bumi, mulai dari paleotology (studi mengenai fosil) hingga seismology (studi mengenai kegempaan). Teori ini berhasil menjelaskan bagaimana gempa bumi dan letusan gunung api hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu, dan bagaimana rangkaian-rangkaian seperti Alpen dan Himalaya terbentuk.

Batuan yang bersifat mobile dibawah rigid plates bergerak dalam pola circular seperti pola pergerakan air yang mendidih di dalam panci. Air yang panas bergerak kepermukaan, menyebar dan mulai mendingin, dan kemudian tenggelam kembali ke dasar panci untuk kembali ke proses semula. Siklus ini terus berulang dan dikenal dengan istilah arus konveksi (convection current). Konveksi tidak mungkin terbentuk jika tidak ada sumber panas. Panas dalam bumi berasal dari dua sumber utama yaitu peluruhan radioaktif (radioctive decay) dan gradien geothermal. Peluruhan radioaktif adalah proses spontan yang menjadi dasar jam isotopik (isotopic clocks) untuk menentukan umur batuan ditandai dengan hilangnya partikel dari nucleus suatu isotop sebuah unsur baru. Peluruhan radioaktif yang terjadi pada unsur-unsur kimia seperti uranium, thorium, dan potassium, melepaskan energi dalam bentuk panas, yang bisa menyebabkan terjadinya peleburan sebagian batuan penyusun kerak bumi.

Gradient geothermal adalah asumsi adanya pertambahan temperatur seiring dengan bertambahnya kedalaman ke pusat bumi. Secara teoritis, setiap penambahan kedalaman sekita 100 meter terjadi penambahan temperatur ± 3 ºC dari permukaan bumi sudah mencapai 600 ºC, sedangkan batuan penyusun kerak bumi mulai mengalami peleburan pada temperatur 300-400 ºC. Dengan demikian, pada kedalaman yang lebih besar tidak lagi padat dan kompak seperti yang terlihat di permukaan bumi, tapi menjadi lebih lunak dan sangat panas (seperti larutan magma) sehingga bersifat mobile.


Lihat Juga:

Lempeng dan PergerakannyaDampak Pergerakan LempengAktifitas TektonikTektonik Lempeng Indonesia

Jumat, 12 Agustus 2016

Pengolahan data menggunakan Res2Dinv

Pseucode-Seciton Res2Dinv

Pada Bagian ini membahas prosedur pengolahan data menggunakan Software Res2Dinv yaitu mendapatkan pola dan gambaran serta lithologi lokasi pengambilan data lapangan. Umumnya untuk mempermudah perhitungan, data diolah menggunakan Microsoft Excel, setelah mendapatkan nilai keseluruhan data kemudian dimasukkan kedalam Software RES2DinV (biasanya untuk Konfigurasi Schlumberger digunakan Software IP2WIN) untuk mendapatkan Model Dua Dimensi atau Pseucode-Section dari hasil Survey yang didapatkan dilapangan. 

Berikut langkah pengolahan data hasil lapangan:

  • Setelah melakukan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel, kita mendapatkan nilai Rho (Resisvititas), dan dp (datum-point).
  • Lakukan input dengan ketentuan sebagai berikut:
Contoh data yang diinput kedalam Notepad:
Survey Geolistrik Kawasan Prasejarah-Leang           
7
1
35
1
0
10.5 7 133.9
17.5 7 153.125
24.5 7 100.115
31.5 7 28.57
38.5 7 186.555
45.5 7 229.265
52.5 7 195.365
59.5 7 363.745
66.5 7 161.635
73.5 7 209.09
80.5 7 87.06
87.5 7 88.435
94.5 7 88.345
21 14 182.76
28 14 170.375
35 14 248.155
42 14 256.65
49 14 203.19
56 14 232.67
63 14 206.925
70 14 92.71
77 14 159.065
84 14 198.38
31.5 21 183.49
38.5 21 225.115
45.5 21 269.67
52.5 21 198.955
59.5 21 126.01
66.5 21 188.835
73.5 21 152.445
42 28 165.825
49 28 139.4
56 28 150.645
63 28 169.65
52.5 35 188.165
0
0
0
0

  • Setelah memasukkan data kedalam notepad, save file tersebut dengan format ekstensi *dat atau *txt.
  • Buka Software Res2DINV, lihat gambar dibawah ini:
Tampilan awal Res2Dinv
  • Klik OK pada tombol yang muncul, lalu klik menu file – Read Data, lalu pilih data yang tersimpan dengan ekstensi *TXT lalu klik open.
  • Tampilan memilih data
  • Apabila telah membuka file tadi maka akan muncul Kotak dialog seperti gambar dibawah lalu klik OK.

  • Kemudian, layar pada Software Res2DINV akan tampak kosong. Hal ini menandakan bahwa hasil inversi dari data tersebut telah siap. Klik menu Inversion – Least-Squares Inversion, Lalu buka save hasil inversi dengan ekstensi *INV.

  • Setelah menyimpan file *INV tersebut maka akan muncul dialog seperti pada gambar:
  • Dialog pada gambar tersebut menunjukkan proses literasi, input nilai 0 untuk menghentikan proses literasi.

  • Setelah melewati dialog tersebut maka hasil inversi kemudian akan menampilkan Pseucode-Section dari Software RES2DINV dan data siap untuk di interpretasi.

Mengenal Batuan

Di alam dikenal tiga jenis batuan yaitu batuan beku (igneous rock), batuan sedimen (sedimentary rock) dan batuan metamorf (metamorphic rock). Dalam artikel ini akan di bahas secara detail mengenai tiga jenis batuan tersebut.

Batuan Beku

Contoh Batuan Beku
Batuan Beku merupakan hasil pembekuan magma. Magma adalah senyawa silikat yang cair, pijar dan panas, serta terbentuk secara alamiah terdapat dalam perut Bumi. Bila magma keluar dari dalam perut Bumi dan mencapai permukaan serta berhubungan dengan udara luar, berubah menjadi basa (basic). Apabila magma membeku, akan membentuk Kristal dari berbagai mineral. Mineral-mineral tersebut “berkumpul” secara alamiah sehingga akan membentuk batuan. Oleh sebab itu, dikenal pula batuan beku asam (acid igneous rock), batuan beku tengahan (intermediate igneous rock), dan beku basa (basic igneous rock). Pembentukan Kristal sangat bergantung pada suhu dan tekanan. Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan suhu dan/atau tekanan di lingkungan magma, terjadi pula perubahan struktur dan tekstur pada batuan beku yang terbentuk. Magma yang membeku secara tiba/tiba cepat akan menghasilkan ukuran Kristal yang masih kecil-kecil. Bila pembekuan magma terjadi secara pelan-pelan dalam arti penurunan suhunya berjalan pelan-pelan atau bertahap, Kristal yang terbentuk ukurannya besar-besar. Dapat ditafsirkan bahwa pembekuaan magma terjadi di dalam kulit Bumi, tetapi sudah dekat dengan permukaan tanah. Oleh sebab itu, klasifikasi batuan beku dapat disusun berdasarkan atas berbagai parameter

Batuan sedimen

Contoh Batuan Sedimen
Secara umum batuan sedimen dikelompokkan menjadi dua yaitu betuan sedimen klastik dan batuan sedimen nonklastik (batuan sedimen kimia). Berdasarkan atas ukuran butir mineral pembentukannya batuan sedimen klastik dibagi menjadi:
  • Konglongmerat
  • Breksi
  • Batupasir, dapat berupa arkose dan greywacke
  • Batulanau (serpih)
  • Batulempung berlapis (shale)
  • Batu lempung (claystone)
  • Batuan sedimen kimia nonklastik terdiri atas:
  • Batu gamping (Limestone)
  • Dan Batu dolomite (Dolostone)


Ada pun beberapa geologist membagi batu gamping menjadi dua bagian yaitu batu gamping klastik yang merupakan batugamping berlapis hasil rombakan nonklastik dan batugamping nonklastik yang merupakan perkembangbiakan utama “rumah” binatang koral (coralline limestone).
Batuan sedimen klastik merupakan rombakan dari batuan yang lebih tua melalui tahapan proses pelapukan, erosi, transportasi, sortasi, sedimentasi dan kompaksi. Oleh karena itu, besaran ukuran butir mineral dan bentuk dipertimbangkan. Pada batuan sedimen berukuran pasir hingga lanau material penyusunnya dikenal dengan istilah matrik dan semen, sedangkan untuk batuan sedimen klastik ukuran kasar (konglongmerat dan breksi) dikenal istilah flagmen, matrik dan semen. Semen yang berfungsi sebagai pengikat antarmatrik atau antara fragmen dan matrik, pada umumnya terdiri dari mineral karbonat atau mineral silikat.

Batuan Metamorf

Contoh Batuan Metamorf
Batuan metamorf sering juga disebut dengan istilah batuan malihan adalah batuan hasil proses metamorfosis yang berasal dari jenis batuan lain. Dari bahasanya, metamorf berasal dari kata meta (lain) dan morfis (bentuk). Batuan asal mula yang menjadi batuan metamorf. Karena sifat batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf berbeda-beda baik sifat fisik, sifat mineralogi dan kimiannya, maka perubahan-perubahan yang terjadi akibat proses metamorfosis itu juga berpengaruh dan terjadi pada komponen-komponen tersebut.


Kamis, 11 Agustus 2016

Download Res2dinvx32 ver. 3.71.117

Buat kalian para surveyor pasti tidak asing lagi dengan software yang satu ini. Dimana kegunaannya sangat berguna untuk dunia pertambangan dll. Software ini sangat populer juga dikalangan akademisi terutama yang berkecimpung di bidang kebumian. Silahkan klik di link dibawah ini.

Preview Res2Dinv
 Download Res2dinvx32 ver. 3.71.117