Badai Matahari dan Proses Terjadinya
Astronomi Matahari Tata Surya
Matahari
adalah sebuah
bintang, yaitu bola plasma panas yang ditopang oleh gaya gravitasi. Di pusat matahari,
terjadi reaksi nuklir (fusi) yang mengubah 4 atom hidrogen menjadi 1 atom
helium. Reaksi fusi tersebut, selain menghasilkan helium, juga menghasilkan
energi dalam jumlah melimpah (ingat persamaan terkenal oleh Einstein: E=mc2).
Energi yang dihasilkan, di pancarkan keluar melewati bagian-bagian matahari,
yaitu: zona radiatif, zona konventif, dan bagian atmosfer matahari, yang
terdiri dari fotosfer, kromosfer, dan korona. Dan badai matahari
adalah peristiwa
yang berkaitan dengan bagian atmosfer matahari tersebut.
Gambar 1. Matahari
Bagian terluar dari matahari, yaitu korona, memiliki
temperatur yang mencapai jutaan kelvin. Dengan temparatur yang tinggi tersebut,
materi yang berada di korona matahari memiliki energi kinetik yang besar.
Tarikan gravitasi matahari tidak cukup kuat untuk mempertahankan materi korona
yang memiliki energi kinetik yang besar itu. Dan secara terus menerus, partikel
bermuatan yang berasal dari korona, akan lepas keluar angkasa. Aliran partikel
ini dikenal dengan nama angin matahari, yang terutama terdiri dari elektron dan
proton dengan energi sekitar 1 keV. Setiap tahunnya, sebanyak 1012 ton materi
korona lepas menjadi angin matahari, yang bergerak dengan kecepatan antara
200-700 km/s.
1.
Pengertian Badai Matahari
Berbeda dengan pusat Matahari yang
relatif sederhana, bagian atmosfer Matahari relatif lebih rumit. Karena di
atmosfer Matahari ini, medan magnetik Matahari berperan besar terhadap berbagai
peristiwa yang terjadi di dalamnya. Ada berbagai fenomena menarik diamati di
atmosfer matahari berkaitan dengan medan magnetik Matahari, seperti bintik
matahari (sun spot), ledakan Matahari (solar flare), prominensa, dan pelontaran
material korona (CME – Coronal Mass Ejection). Hal-hal inilah yang berkaitan
dengan badai matahari.
Singkatnya, badai
matahari adalah kejadian / event dimana aktivitas Matahari
berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung
dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan
terjadinya badai matahari.
Solar
flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan
magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan
radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma.
Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika
mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi
elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar
8 menit.
CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai
letupan yang menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona
ini, sekitar 2×1011 sampai dengan 4×1013 kg material dilontarkan dengan energi
sebesar 1022 sampai dengan 6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan
kecepatan mulai dari 20 km/s sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350
km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari. Partikel-partikel
bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat mencapai Bumi,
akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan
gangguan pada medan magnetik Bumi untuk sementara.
2.
Proses Terjadinya Angin Matahari
Dimulai
dengan terbentuk nya sunspot yang menciptakan medan magnet. Karena kekuatan
sudah tak sanggup lagi menahan tekanan arus, maka ia akan lepas. Terlepasnya
sunspot ini akan memuntahkan kandungan energi yang disalurkan sebagai arus
proton atau elektron.
Gambar 2. Proses terjadinya Badai Matahari
Perjalanan
angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari
perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan
langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami
peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron
yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin matahari itu
menghantam bumi.
Bumi
ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar, dengan kutub-kutub magnetnya
hampir berdekatan dengan kutub geografis bumi. Sehingga bumi ini dilapisi oleh
medan magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah
apel, dimana bumi berada pada inti buahnya dan magnetosfer berada pada kulit
buah apel. Magnetosfer ini terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan
terbawahnya, sabuk radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator
(khatulistuwa). Layaknya sebuah perisai, magnetosfer dan sabuk van allen
melindungi bumi dari terpaan partikel angin matahari.
Gambar 3. Angin matahari ditunjukkan
pada garis kuning sedangkan medan magnet bumi ditunjukkan pada garis biru