Tampilkan postingan dengan label Geografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Geografi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Agustus 2016

Mengenal Magma

Mengenal Magma

Kalian pasti pernah mendengar berita mengenai letusan gunung berapi? Di setiap pembahasan berita itu selalu menyinggung mengenai Magma, sama halnya kalian ketika mempelajari tentang gunung api, vulkanologi dan lain sebagainya. Dalam setiap pembahasannya selalu menyinggung mengenai magma, tapi apa magma itu sebenarnya? mari kita bahas sedikit mengenai magma itu. cekidot!

Definisi Magma

Sumber: http://lavamagmainfo.weebly.com/
Magma adalah senyawa silikat yang cair, panas, dan berpijar, yang terbentuk secara alamiah dan berada dalam perut bumi. Karena berada dalam perut bumi, maka kalian tidak akan pernah melihatnya secara langsung. sedangkan Lava lelehan magma yang mengalir, panas dan berpijar serta keluar dari perut bumi melalui lubang kawah gunungapi. Pada malam hari lava tampak menyala menimbulkan sinar api yang berwarna merah, keluar dari bukaan kawah gunungapi mengalir sepanjang alur yang berujung di kawah. Sedangkan pada siang hari, sinar api tidak tampak karena kalah terang dengan sinar Matahari, yang tampak adalah kepulan asap yang berwarna putih "berjalan" sepanjang alur yang berujung di bukaan kawah gunungapi. Warna merah itu terlihat seperti warna baja yang baru saja dikeluarkan dari dapur pembakaran. Unsur-unsur utama magma adalah Oksigen, Silikon, Aluminium, Kalsium, Natrium, Kalium, Ferrum/Besi, dan Magnesium. Dari analisis Kimia berbagai batuan beku, secara umum dapat dibedakan magma basa, magma asam dan magma intermediater. 

Magma Basa/Basaltic Magma mengandung 50% Silikon Dioksida, bersuhu tinggi antara 900 - 1200 derajat Celcius dan memiliki viskositas rendah, mudah mengalir, salah satu contoh batuannya adalah basalt. Magma Asam/Rhyolity Magma memiliki komposisi Silikon Dioksida antara 60% - 70%, bersuhu rendah di bawah 800ºC dengan viskositas yang tinggi. Lebih kental dan mobilitasnya rendah, riorit misalnya. Sedangkan yang berkomposisi Silikon Dioksida diantaranya termasuk dalam magma Intermediater andesitt misalnya. Selain komposisi magma induk (parent magma) yang menjadikan batuan beku beragam, juga proses-proses diferensial dan assimilasi magma. 


Jumat, 19 Agustus 2016

Tektonik Lempeng

Tektonik Lempeng

Tektonik Lempeng adalah teori yang menerangkan proses dinamika bumi  tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Geologi mendefinisikan bahwa lempeng (plate) adalah batuan pada (solid rock) terbentuk seperti papan kaku (rigid slab) yang berukuran sangat besar. Kata tektonik berasal dari bahasa Yunani yang berarti membangun. Gabungan antara dua kata "tektonik lempeng" bermakna "bagaimana permukaan bumi dibangun dari lempeng-lempeng batuan". 


Sumber: http://www.earth.northwestern.edu/
Teori Tektonik Lempeng (Theory of plate tectonics) menyebutkan bahwa lapisan terluar bumi terdiri atas beberapa fragmen lempeng yang relatif saling bergerak antar satu dengan yang lainnya, karena lempeng-lempeng tersebut mengapung di atas suatu material yang bersifat Mobile. Tektonik lempeng adalah konsep yang telah berhasil merubah secara revolusioner pemahaman tentang dinamika bumi. Teori ini merupakan hasil gabungan dari berbagai studi mengenai bumi, mulai dari paleotology (studi mengenai fosil) hingga seismology (studi mengenai kegempaan). Teori ini berhasil menjelaskan bagaimana gempa bumi dan letusan gunung api hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu, dan bagaimana rangkaian-rangkaian seperti Alpen dan Himalaya terbentuk.

Batuan yang bersifat mobile dibawah rigid plates bergerak dalam pola circular seperti pola pergerakan air yang mendidih di dalam panci. Air yang panas bergerak kepermukaan, menyebar dan mulai mendingin, dan kemudian tenggelam kembali ke dasar panci untuk kembali ke proses semula. Siklus ini terus berulang dan dikenal dengan istilah arus konveksi (convection current). Konveksi tidak mungkin terbentuk jika tidak ada sumber panas. Panas dalam bumi berasal dari dua sumber utama yaitu peluruhan radioaktif (radioctive decay) dan gradien geothermal. Peluruhan radioaktif adalah proses spontan yang menjadi dasar jam isotopik (isotopic clocks) untuk menentukan umur batuan ditandai dengan hilangnya partikel dari nucleus suatu isotop sebuah unsur baru. Peluruhan radioaktif yang terjadi pada unsur-unsur kimia seperti uranium, thorium, dan potassium, melepaskan energi dalam bentuk panas, yang bisa menyebabkan terjadinya peleburan sebagian batuan penyusun kerak bumi.

Gradient geothermal adalah asumsi adanya pertambahan temperatur seiring dengan bertambahnya kedalaman ke pusat bumi. Secara teoritis, setiap penambahan kedalaman sekita 100 meter terjadi penambahan temperatur ± 3 ºC dari permukaan bumi sudah mencapai 600 ºC, sedangkan batuan penyusun kerak bumi mulai mengalami peleburan pada temperatur 300-400 ºC. Dengan demikian, pada kedalaman yang lebih besar tidak lagi padat dan kompak seperti yang terlihat di permukaan bumi, tapi menjadi lebih lunak dan sangat panas (seperti larutan magma) sehingga bersifat mobile.


Lihat Juga:

Lempeng dan PergerakannyaDampak Pergerakan LempengAktifitas TektonikTektonik Lempeng Indonesia