Tampilkan postingan dengan label Geografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Geografi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Agustus 2016

Mengenal Peta

Peta adalah gambaran secara umum sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar dengan menggunakan skala tertentu jika dilihat dari atas, disertai tulisan dan simbol sebagai tanda pengenal.
Sumber: petacitra.blogspot.com
Pengetahuan khusus yang mempelajari seni dan teknologi pembuatan peta disebut kartografi, sedangkan orang yang ahli dalam bidang perpetaan disebut katograf.

1) Syarat-syarat Peta

Peta dikatakan baik apabila dalam pembuatannya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Konform, artinya bentuk-bentuk bidang daerah yang digambarkan pada peta harus sama atau sesuai dengan bentuk bidang aslinya.
b) Ekuivalen, artinya perbandingan luas bidang yang digambarkan pada peta harus sama atau sesuai dengan luas bidang aslinya.
c) Ekuidistan, artinya perbandingan jarak yang digambarkan pada peta harus sesuai dengan jarak sesungguhnya.
d) Peta yang dibuat harus jelas dan tidak membingungkan.
e) Penyajian data pada peta harus mudah dimengerti maknanya.
f) Peta bentuknya menarik, rapi, dan bersih.


2) Unsur-unsur Peta


Di samping syarat-syarat di atas, peta yang ideal memiliki unsur-unsur sebagai berikut.


a) Judul Peta
Judul peta dapat mencerminkan isi dan tipe peta daerah yang dipetakan. Biasanya ditulis di bagian atas peta di luar peta pokok dengan huruf kapital paling besar.


b) Garis Astronomis
Garis astronomis yaitu garis khayal pada peta yang terdiri dari garis lintang (garis horizontal) dan garis bujur (garis vertikal) yang berfungsi sebagai koordinat.


c) Skala Peta
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak mendatar pada peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Secara umum, skala yang banyak digunakan pada peta terdiri atas tiga macam, yaitu
(1) Skala angka (Numerical Scale), yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk angka pecahan dengan menggunakan satuan ukuran sentimeter (cm).
(2) Skala verbal (verbal scale), yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
(3) Skala garis (graphical scale), yaitu skala yang ditunjukkan dengan garis lurus yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. 
Berdasarkan ukuran skalanya, skala dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu :
(1) Skala kadaster, yaitu peta berskala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000
(2) Skala besar, yaitu peta berskala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
(3) Skala sedang, yaitu peta berskala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
(4) Skala kecil, yaitu peta berskala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
(5) Skala Geografis, yaitu peta berskala lebih dari 1 : 1.000.000

d) Petunjuk Arah
Petunjuk arah disebut juga tanda arah atau mata angin berupa anak panah yang menunjukkan arah utara dan berfungsi untuk membantu pengguna dalam menyesuaikan arah peta dengan arah lapangan sebenarnya.

e) Legenda
Legenda adalah bagian dari peta yang menerangkan tentang arti simbol-simbol yang digunakan pada peta, sehingga mempermudah dalam memahami isi peta.


f) Peta Sisipan (Inset)
Peta sisipan merupakan peta tambahan dengan ukuran kecil yang disisipkan pada peta utama untuk menunjukkan lokasi yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas.


g) Garis Tepi Peta
Garis tepi peta digunakan sebagai batas suatu peta yang biasanya dibuat rangkap tempat meletakkan angka derajat garis lintang dan garis bujur.


h) Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Sumber peta dicantumkan supaya pengguna tahu dari mana peta dan datadata yang dipetakan diperoleh. 


i) Simbol Peta
Simbol yaitu suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti. Simbol pada peta merupakan tanda-tanda konvensional yang umumnya digunakan untuk mewakili keadaan sebenarnya. Beberapa bentuk simbol yang digunakan pada peta antara lain :
(1) Simbol titik (point)
(2) Simbol garis (line), digunakan pada peta untuk menyatakan jalan, jalan kereta api, batas wilayah administratif dan sungai dalam bentuk garis (garis tebal, garis tipis, garis sejajar, dan garis putus-putus).
(3) Simbol bidang (area), digunakan untuk menyatakan unsur-unsur geografi yang berupa bidang seperti hutan, rawa, perkebunan, dan daerah pertanian.
(4) Simbol warna, digunakan untuk menunjukkan ketinggian daratan di permukaan bumi dan kedalaman wilayah perairan laut.
Contoh:
(a) biru, untuk simbol perairan, misalnya
– biru tua menunjukkan laut dalam
– biru muda menunjukkan laut dangkal, selat, teluk, danau, dan sungai
(b) hijau menunjukkan dataran rendah
(c) kuning menunjukkan dataran tinggi
(d) cokelat menunjukkan pegunungan, misalnya:
– cokelat muda menunjukkan pegunungan
– cokelat tua menunjukkan pegunungan yang tinggi
(e) merah digunakan untuk menyatakan gunung berapi, jalan dan kota.


j) Tulisan (Lettering)
Yaitu semua tulisan dan angka-angka untuk mempertegas arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam peta.



Jenis-Jenis Peta

Peta dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan atas isi, keadaan objek, dan skalanya.
a. Berdasarkan Isinya, peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut.


1) Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh kenampakan permukaan bumi pada daerah yang dipetakan. Kenampakan permukaan bumi dapat berupa bentang alam (sungai, danau, gunung, rawa, hutan dsb) maupun bentang budaya (kota, jalur jalan, pemukiman, lapangan olah raga).
Contoh-contoh peta umum:
a) Peta Topografi, yaitu peta yang menggambarkan muka bumi dengan penekanan pada relief serta
kenampakan lainnya pada wilayah yang dipetakan. Umumnya peta topografi menggunakan skala besar (1 : 25.000 sampai dengan 1 : 50.000).
b) Peta Korografi, yaitu peta berskala sedang yang menyajikan kenampakan bersifat umum meliputi wilayah yang luas.
c) Peta Geografi, yaitu peta berskala kecil yang menggambarkan kenampakan bersifat umum meliputi wilayah yang sangat luas, seperti peta propinsi, peta negara, peta benua, dan peta dunia.

2) Peta Khusus
Peta khusus, yaitu peta yang menggambarkan satu kenampakan tertentu atau tema tertentu yang khusus pada daerah yang dipetakan.
Contoh-contoh peta khusus antara lain:
a) Peta Statistik yaitu peta yang menggambarkan data kestatistikan suatu daerah pemetaan, meliputi peta statistik kualitatif, yaitu peta yang menggambarkan jenis data tanpa memperhatikan jumlah data dan peta statistik kuantitatif, yaitu peta yang menggambarkan penyebaran jenis dan jumlah data.
b. Berdasarkan keadaan objeknya, peta dapat dibedakan Peta Persebaran Penduduk, Peta Persebaran Barang Tambang, Peta Iklim, Peta Jaringan Jalan menjadi dua macam yaitu:
1) Peta Dinamik, yaitu peta yang menggambarkan keadaan obyek yang berubah. Misalnya peta pola aliran sungai, peta arus urbanisasi, peta pemukiman dll.
2) Peta Statik, yaitu peta yang menggambarkan keadaan obyek yang relatif tetap. Misalnya peta klimatologi, peta geologi, peta jalur pegunungan.
c. Berdasarkan skalanya, peta dibedakan atas:
1) Peta kadester, berskala 1 : 100 s.d. 1: 5.000
2) Peta skala besar, berskala 1 : 5.000 s.d. 1 : 250.000
3) Peta skala sedang, berskala 1 : 250.000 s.d. 1 : 500.000
4) Peta skala kecil, berskala 1 : 500.000 s.d 1 : 1.000.000
5) Peta geografis, berskala 1 : 1.000.000 atau lebih.


Bentuk Peta

Berdasarkan bentuknya, peta dapat dibedakan atas
1) Peta datar, yaitu peta yang digambarkan pada bidang datar, misalnya pada kertas, kanvas atau tripleks.
2) Peta timbul, yaitu peta yang dibuat sesuai dengan bentuk permukaan bumi sebenarnya.
3) Peta digital, yaitu peta yang dibuat dengan bantuan komputer yang disimpan pada pita atau disket.


Manfaat Peta

Peta memiliki manfaat yang bermacam-macam sesuai dengan jenis peta yang digunakan. Secara umum manfaat peta adalah:
1) Menunjukkan lokasi suatu tempat di permukaan bumi
2) Menggambarkan luas dan bentuk berbagai fenomena geografi
3) Untuk mengetahui kenampakan muka bumi
4) Sebagai alat untuk memasukkan data yang ditemukan di lapangan.
5) Alat peraga dan alat pelaporan hasil penelitian.

Sumber: http://gurubantoe.blogspot.co.id/

Minggu, 21 Agustus 2016

Mengenal Magma

Mengenal Magma

Kalian pasti pernah mendengar berita mengenai letusan gunung berapi? Di setiap pembahasan berita itu selalu menyinggung mengenai Magma, sama halnya kalian ketika mempelajari tentang gunung api, vulkanologi dan lain sebagainya. Dalam setiap pembahasannya selalu menyinggung mengenai magma, tapi apa magma itu sebenarnya? mari kita bahas sedikit mengenai magma itu. cekidot!

Definisi Magma

Sumber: http://lavamagmainfo.weebly.com/
Magma adalah senyawa silikat yang cair, panas, dan berpijar, yang terbentuk secara alamiah dan berada dalam perut bumi. Karena berada dalam perut bumi, maka kalian tidak akan pernah melihatnya secara langsung. sedangkan Lava lelehan magma yang mengalir, panas dan berpijar serta keluar dari perut bumi melalui lubang kawah gunungapi. Pada malam hari lava tampak menyala menimbulkan sinar api yang berwarna merah, keluar dari bukaan kawah gunungapi mengalir sepanjang alur yang berujung di kawah. Sedangkan pada siang hari, sinar api tidak tampak karena kalah terang dengan sinar Matahari, yang tampak adalah kepulan asap yang berwarna putih "berjalan" sepanjang alur yang berujung di bukaan kawah gunungapi. Warna merah itu terlihat seperti warna baja yang baru saja dikeluarkan dari dapur pembakaran. Unsur-unsur utama magma adalah Oksigen, Silikon, Aluminium, Kalsium, Natrium, Kalium, Ferrum/Besi, dan Magnesium. Dari analisis Kimia berbagai batuan beku, secara umum dapat dibedakan magma basa, magma asam dan magma intermediater. 

Magma Basa/Basaltic Magma mengandung 50% Silikon Dioksida, bersuhu tinggi antara 900 - 1200 derajat Celcius dan memiliki viskositas rendah, mudah mengalir, salah satu contoh batuannya adalah basalt. Magma Asam/Rhyolity Magma memiliki komposisi Silikon Dioksida antara 60% - 70%, bersuhu rendah di bawah 800ºC dengan viskositas yang tinggi. Lebih kental dan mobilitasnya rendah, riorit misalnya. Sedangkan yang berkomposisi Silikon Dioksida diantaranya termasuk dalam magma Intermediater andesitt misalnya. Selain komposisi magma induk (parent magma) yang menjadikan batuan beku beragam, juga proses-proses diferensial dan assimilasi magma. 


Jumat, 19 Agustus 2016

Tektonik Lempeng

Tektonik Lempeng

Tektonik Lempeng adalah teori yang menerangkan proses dinamika bumi  tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Geologi mendefinisikan bahwa lempeng (plate) adalah batuan pada (solid rock) terbentuk seperti papan kaku (rigid slab) yang berukuran sangat besar. Kata tektonik berasal dari bahasa Yunani yang berarti membangun. Gabungan antara dua kata "tektonik lempeng" bermakna "bagaimana permukaan bumi dibangun dari lempeng-lempeng batuan". 


Sumber: http://www.earth.northwestern.edu/
Teori Tektonik Lempeng (Theory of plate tectonics) menyebutkan bahwa lapisan terluar bumi terdiri atas beberapa fragmen lempeng yang relatif saling bergerak antar satu dengan yang lainnya, karena lempeng-lempeng tersebut mengapung di atas suatu material yang bersifat Mobile. Tektonik lempeng adalah konsep yang telah berhasil merubah secara revolusioner pemahaman tentang dinamika bumi. Teori ini merupakan hasil gabungan dari berbagai studi mengenai bumi, mulai dari paleotology (studi mengenai fosil) hingga seismology (studi mengenai kegempaan). Teori ini berhasil menjelaskan bagaimana gempa bumi dan letusan gunung api hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu, dan bagaimana rangkaian-rangkaian seperti Alpen dan Himalaya terbentuk.

Batuan yang bersifat mobile dibawah rigid plates bergerak dalam pola circular seperti pola pergerakan air yang mendidih di dalam panci. Air yang panas bergerak kepermukaan, menyebar dan mulai mendingin, dan kemudian tenggelam kembali ke dasar panci untuk kembali ke proses semula. Siklus ini terus berulang dan dikenal dengan istilah arus konveksi (convection current). Konveksi tidak mungkin terbentuk jika tidak ada sumber panas. Panas dalam bumi berasal dari dua sumber utama yaitu peluruhan radioaktif (radioctive decay) dan gradien geothermal. Peluruhan radioaktif adalah proses spontan yang menjadi dasar jam isotopik (isotopic clocks) untuk menentukan umur batuan ditandai dengan hilangnya partikel dari nucleus suatu isotop sebuah unsur baru. Peluruhan radioaktif yang terjadi pada unsur-unsur kimia seperti uranium, thorium, dan potassium, melepaskan energi dalam bentuk panas, yang bisa menyebabkan terjadinya peleburan sebagian batuan penyusun kerak bumi.

Gradient geothermal adalah asumsi adanya pertambahan temperatur seiring dengan bertambahnya kedalaman ke pusat bumi. Secara teoritis, setiap penambahan kedalaman sekita 100 meter terjadi penambahan temperatur ± 3 ºC dari permukaan bumi sudah mencapai 600 ºC, sedangkan batuan penyusun kerak bumi mulai mengalami peleburan pada temperatur 300-400 ºC. Dengan demikian, pada kedalaman yang lebih besar tidak lagi padat dan kompak seperti yang terlihat di permukaan bumi, tapi menjadi lebih lunak dan sangat panas (seperti larutan magma) sehingga bersifat mobile.


Lihat Juga:

Lempeng dan PergerakannyaDampak Pergerakan LempengAktifitas TektonikTektonik Lempeng Indonesia