Kamis, 22 November 2018

Aquiver


Akuiver atau aquiver berasal dari bahasa latin yang berarti pembawa air. Sebagai pembawa air maka materialnya mempunyai porositas dan permeabilitas yang tinggi, didefinisikan sebagai tubuh batuan atau regeolith yang permeabilitasnya tinggi dan terletak dalam zona saturasi.
Porositas adalah perbandingan ruang dan seluruh volume pada batuan atau sedimen, yang dinyatakan dalam persentase. Permeabilitas didefinisikan sebagai daya suatu material untuk meloloskan cairan, disini berlaku pula hukum Darcy. Batuan yang mempunyai porositas tinggi tetapi permeabilitas rendah, kurang baik sebagai akuiver, karena kurang dapat mengalirkan air.
       Keberadaan air tanah sangat tergantung pada sifat lapisan batuan yang ada dibawahnya. Lapisan batuan yang mudah dilalui oleh air, minyak, dan gas disebut lapisan permiabel, terdiri dari batuan lepas-lepas, seperti kerikil atau pasir. Permeabilitas ini tergantung dari jenis tanah. Lapisan ini juga disebut lapisan akuiver.

Gambar 1. Akuiver 
Akuiver dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu :
1.    Akuiver tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman dan bentuk muka air tanah sangat tergantung pada keadaan air di permukaan tanah, luas daerah tangkapan air, debit air, dan banyaknya sumur.
2.    Lapisan akuiver tertekan, sering disebut juga akuiver artesis, yakni suatu lapisan air tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air.
3.    Akuiver setempat, merupakan lapisan air yang lokasinya setempat-setempat mengikuti lapisan kedap air yang keberadaannya juga setempat setempat.
4.    Akuiver semi tertekan, merupakan akuiver yang dibatasi oleh lapisan yang agak tembus air.
       Daerah-daerah yang banyak mengandung air tanah (akuiver) diantaranya adalah dataran aluvial, daerah antar gunung api, daerah kapur, dan daerah delta/gosong pasir. Di daerah pantai, air tanah tawar banyak dijumpai pada bekas beting pantai, air alam gosong pasir (natural levee). Lahan ini basanya dignkan untuk areal pemukiman karena tersedia air tanah dangkal yang tawar.
       Secara alamiah, tinggi permukaan air tanah akan naik turun (berfluktuasi), namun tetap dalam keadaan seimbang. Fluktuasi permukaan air tanah terjadi karena:
1.    Adanya kegiatan penghambatan air tanah untuk konsumsi manusia (rumah tangga), industri, dan pertanian.
2.    Adanya pergantian musim, sehingga pada musim hujan tinggi muka air tanah mengalami kenaikan, tetapi pada musim kemarau cenderung menurun secara bertahap.
       Lapisan batuan yang mampu menampung banyak air tetapi kurang dapat meloloskan disebut aquiclude, misalnya lempung (salah satu jenis batuan sedimen yang terdiri dari material kaya aluminum dan silika). Air yang terperangkap dalam lempug terikat di sekitar butiran lempung sehingga tidak dapat mengalir. Akuiver yang permukaan atasnya berhimpit dengan permukaan air dan berhubungan langsung dengan atmosfir dinamakan unconfined aquiver, atau atmosfir yang tidak mempunyai batas, dan akuiver yang dibatasi oleh aquclades disebut confined aquiver. Seperti pada Gambar 2 dibawah ini
Gambar 2.  Akuiver confine dan unconfine, sistem artesis dan permukaan Piezometrik

       Pergerakan fluida terjadi karena adanya gradien tekanan, seperti dinyatakan oleh hukum Darcy :
di mana

Untuk air tanah, maka kecepatan aliran dapat dituliskan sebagai:
Q = k I
di mana I adalah gradien hidrolik

Selasa, 20 November 2018

Mengenal Mineral

Mineral adalah senyawa anorganik terbentuk secara alamiah dan memiliki struktur dalam tertentu. Mineral memiliki sifat fisik tertentu, warna kekerasan, belahan, bentuk kristal dan sifat optik. Pada saat magma mulai mendingin, maka terjadi kristalisasi mineral-mineral yang titik hablurnya menyesuaikan pada kondisi saat itu (pada suhu yang masih sangat tinggi). Suhu kemudian semakin turun dan mineral lainnya mengkristal. Urutan pengkristalan mineral ini disusun oleh Bowen dan dikenal sebagai deret reaksi Bowen. 


Ilustrasi Mineral
Deret Bowen
KOMPOSISI MINERAL
Dalam susunan deret reaksi Bowen menjelaskan, suhu pembentukan kristal-kristal mineral pembentukan batuan kearah semakin rendah. Mineral yang terakhir terbentuk pada pendinginan magma adalah kuarsa. Komposisi beberapa mineral dapat bervariasi, tetapi pada batas tertentu. Hal ini dapat terjadi akibat adanya pertukaran atau subtitusi ion dalam struktur mineral. Subtitusi ion mengakibatkan perubahan struktur kristal mineral. Subtitusi ion ini sangat bergantung pada ukuran dan muatan ion. Ion-ion yang terlibat harus mempunyai jari-jari yang sama atau perbedaannya tidak lebih dari 15%. Subtitusi ion akan mengakibatkan perubahan sifat fisik mineral, walaupun struktur kristalnya tetap. Kelompok mineral (umumnya dijumpai pada kelompok mineral pembentuk batuan), meskipun komposisi kimianya beragam tetapi struktur kristalnya sama. 

SIFAT FISIK MINERAL
Mineral memiliki komposisi kimia dan struktur dalam tertentu, maka ia mempunyai sifat-sifat yang khas. Beberapa sifat fisik mineral adalah bentuk kristal, bidang belah (cleavage), kekerasan, warna, streak, kilap (luster) dan berat jenis. Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral. Kristal dapat tumbuh dengan bidang-bidang kristal yang sempurna dan mempunyai bentuk geometri tertentu. Jika atom-atomnya tumbuh sebagai rangkaian memanjang, maka bentuk kristalnya menyerupai jarum. Bila membentuk kotak, kristalnya berbentuk kubus. Bidang belah (cleavage) merupakan rekahan atau belahan menurut bidang-bidang lemah yang permukaannya licin, sejajar dengan bidang yang ikatannya lemah. 

Kekerasan adalah skala relatif daya tahan mineral terhadap abrasi. Sifat khusus ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi mineral. Ahli Mineral Jerman Friedich Mohs (1773-1839) menyusun skala kekerasan relatif dari beberapa mineral dari yang paling lunak hingga yang paling keras dalam sepuluh skala yang dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Tingkat Kekerasan Batuan Menurut  Friedich Mohs (Skala Mohs)
Warna merupakan sifat yang lebih nyata pada mineral. Namun tidak dipergunakan untuk mengindetifikasi mineral, karena umumnya mineral memiliki corak warna beragam yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah komposisi kimia, inklusi dan pengotoran dalam kristal mineral tersebut. Streak atau warna serbuk lebih khas dibandingkan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral. Kilap (Luster) merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral. Mineral dengan penampilan logam mempunyai kilap logam (metalik) sedangkan mineral yang mempunyai kilap nonlogam dikatakan sebagai kilap kaca. 

Berat jenis adalah perbandingan berat suatu mineal dengan air pada volume yang sama. Semakin besar jumlah atom dan makin kompak, maka semakin besar pula berat jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan berkisar antara 2,65 (kuarsa) dan 3.37 (olivin).



Selasa, 06 September 2016

Teori Tektonik Lempeng

Bumi memiliki kulit terluar yang disebut litosfer yang terdiri dari kerak dan mantel. Astenosfer (asthenia Yunani , ' lemah ' atau ' sakit ') adalah di bawah litosfer. Suhu tinggi dan tekanan yang ada pada kedalaman astenosfer menyebabkan viskositas untuk menjadi cukup rendah untuk memungkinkan aliran viskos, pada skala waktu geologi (jutaan tahun , bukan detik). Konsep dasar dari lempeng tektonik adalah bahwa litosfer dibagi menjadi sejumlah kecil lempeng hampir kaku (seperti topi melengkung pada bola), yang bergerak di atas astenosfer. Sebagian besar deformasi yang menghasilkan dari pelat gerak seperti peregangan , lipat atau geser – mengambil tempat di tepi , atau batas. Deformasi dalam batas tidak signifikan. Aktivitas gempa bumi menguraikan pelat sangat jelas karena hampir semua gempa bumi serta sebagian besar vulkanisme bumi terjadi di sepanjang batas lempeng.

Tektonik lempeng adalah pergerakan lempeng-lenpeng bumi yang menimbulkan lekukan, lipatan, rekahan dan patahan yang biasanya diiringi dengan goncangan yang disebut gempa bumi. Lempeng tektonik adalah penyebab terbentuknya permukaan bumi seperti yang diamati. Lempeng Tektonik merupakan gabungan dari dua kata yaitu lempeng dan tektonik. Lempeng adalah lembaran-lembaran raksasa berwujud kerak benua dan kerak samudra yang bergerak dan mengapung di permukaan bumi. Sedangkan tektonik adalah proses gerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lipatan, lekukan, rekahan atau patahan.

Gambar Pergerakan Lempeng

Pergerakan antar lempeng (teori tektonik lempeng), terbagi menjadi 3 bentuk gerakan: 
  1. Saling menjauh (divergent), menyebabkan terjadinya pemekaran kerak benua, magma keluar melalui rekahan tersebut dan membentuk busur gunungapi tengah samudera (mid-ocean ridge). 
  2. Saling bertumbukan (convergent), kerak samudera menumbuk dan menunjam di bawah kerak benua, membentuk zona subdaksi (subdaction zone) dan terjadi peleburan batuan di zona tersebut, magma bergerakan dan menerobos sehingga membentuk busur gunungapi tepi benua (volvcanicarc). 
  3. Saling bergeser sejajarberlawanan arah (transform) antar kerak benua yang menyebabkan timbulnya rekahan, sesar mendatar.

Ciri-Ciri Fisik Batuan Metamorf

Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi sehingga menjadi batuan yang berbeda dari batuan induknya, akibat adanya tekanan dan suhu yang tinggi. Terbagi menjadi dua yaitu batuan metamorf kontak merupakan batuan metamorf karena suhu tinggi, contohnya adalah batu kapur (kalsit) yang berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit dan batuan metamorf regional merupakan batuan metamorf karena tekanan tinggi, contohnya skist, filit, gneiss.

Batuan Metamorf

Berikut Ciri-Ciri Fisik Batuan Metamorf :

1. Warna

Beberapa ciri warna pada mineral yang penting :
  • Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
  • Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
  • Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/90°), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
  • Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan metamorf :
  • Kristaloblastik : mineral-mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi kristalisasi kembali pada waktu terjadi metamorfosa.
  • Tekstur relik (sisa) : tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur batuan asalnya. 

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam batuan tersebut, antara lain dibedakan menjadi 2 macam:
  • Berfoliasi : bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral yang terdapat dalam batuan tersebut.
  • Non-foliasi: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran mineralmineral yang terdapat dalam batuan tersebut.

4. Komponen mineral pembentuk batuan

Komposisi mineral dalam batuan metamorf dapat dikelompokkan dalam dua macam, yaitu : mineral yang tahan terhadap proses metamorfisme dan mineral baru yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme. Contohnya, mineral kwarsa adalah mineral yang sangat stabil dan mampu bertahan terhadap proses metamorfisme sehingga kwarsa tetap hadir dalam batuan metamorf. Sedangkan mineral lempung akan berubah menjadi mineral lain selama proses metamorfisme sesuai dengan kondisinya yang baru. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf, antara lain: kwarsa, mika, feldspar, karbonat, mineral lempung.

Ciri-Ciri Fisik Batuan Sedimen

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Batir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik oleh angin maupun air. Proses pembentukan batuan sedimen disebut diagenesis batuan sedimen yang menyatakan perubahan bentuk dari bahan deposit menjadi batuan endapan.

Batuan Sedimen

Berikut ciri-ciri dari batuan sedimen antara lain :

1. Warna

Beberapa ciri warna mineral yang penting pada batuan sedimen:
  • Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
  • Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
  • Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/90°), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
  • Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
  • Lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen:
  • Tekstur klastik, jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. Bentuk butir dibagi dua, yaitu : membulat (rounded) dan meruncing (angular). Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan batuan apabila berukuran lebih besar dari 2 mm.
  • Tekstur non-klastik, ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adanya kristal-kristal yang saling menjari, tidak ruang pori-pori antarbutir, dan umumnya adalah memiliki satu mineral saja (monomineralik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3 macam:
  • Berlapis : bila ketebalan batuan lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi.
  • Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakin halus dari bagian atas sampai bawah
  • Silang-siur : bila satu seri perlapisan saling memotong dalam tubuh batuan

4. Komposisi Mineral pembentuk batuan 

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa, mika, karbonat, mineral lempung.

Ciri-Ciri Fisik Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil

Berikut ciri-ciri dari batuan beku antara lain

1. Warna

Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok, yakni : berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifat basa/mafic).
Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku :
  • Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
  • Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
  • Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas (bidang belah tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
  • Olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning kehijauan seperti gula pasir.
  • Piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
  • Amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
  • Sedikit oksida besi : kuning- coklat kemerahan 

2. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan beku :
  • Faneritik : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Bila faneritik dengan ukuran yang seragam, maka disebut faneritik granular.
  • Afanitik : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
  • Porfiritik : bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya) dikelilingi mineral-mineral yang berukuran butir lebih kecil (massa dasar-nya).
  • Glassy (gelas) : bila batuan beku tersusun oleh gelas/kaca.
  • Fragmental : bila batuan beku terdiri dari fragmen (bagian-bagian) batuan beku hasil erupsi gunung api. 

3. Struktur

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku :
  • Masif : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.
  • Jointing : bila batuan tampak memiliki retakan.
  • Vesikular : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas.
  • Aliran : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti aliran/sisipan, baik oleh kristal maupun lubang gas.
  • Amigdaloidal : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas yang terisi oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk setelah pembekuan magma.

4. Komposisi mineral pembentuk batuan 

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivin, piroksen.

Struktur Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. 

Struktur Batuan Sedimen

Kebanyakan sedimen diangkut oleh yang akhirnya diendapkan, sehingga ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapisan dengan lapisan lainnya disebut bidang perlapisan ,dikatakan struktur perlapisan dikarenakan mempunyai jarak lapisan >1 cm struktur ini terbentuk karena pengaruh endapan lapisan atau arus gelombang yang tenang dan pengendapan yang lama. Bidang perlapisan dapat terjadi akibat adanya perbedaan warna,besar butir, dan atau jenis batuan antara dua lapisan. Struktur sedimen lain yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah 

1. Lapisan Bersusun (Graded Bedding)

Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukan perbedaan fragmen atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini terbentuk karena adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan pada sedimen tersebut. sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu mengendap dibandingkan dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga struktur graded bending akan selalu menunjukan sturktur perlapisan yang semakin keatas lapisan tersebut ukuran butir yang dijumpai akan semakin kecil.

2. Lapisan Silang Siur (Cross Bedding)

Cross bedding merupakan struktur primer yang membentuk srutur penyilangan suatu lapisan batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda memotong lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding didefinisikan oleh Pettijohn (1972) sebagao struktur yang membatasi suatu unit sedimentasi dari jenis yang lain dan dicirikan dengan perlapisan dalam atau laminasi disebut juga dengan foreset bedding miring ke permukaan bidang akumulasi (deposisi).

3. Gelembur Gelombang (Riple Marks)

Ripple marks merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan adanya permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh kerja air, dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena adanya pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atau angin sehingg menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang. 
Pembentukan struktur ripple ini berasal dari adanya suatu arus, misalnya arus angin yang membawa material-material pasir sebagai material transport kemudian dengan mekanisme pergerakan arus yang khas mengendapkan material transport tadi pada front side suatu ripple. 
Ripple marks, sama seperti cross-bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks cuma bentukan yang ada di permukaan perlapisan sedimen. Struktur ini bisa menandakan arus purba juga.

4. Rekah Kerut(Mud Cracks)

Rekah Kerut(mud cracks), ialah struktur sedimen yang berbentuk meruncing ke bawah dan berpola permukaan poligonal dengan retakan berbentuk V. Mudcrack merupakan hasil dari penyusutan/ pengeringan material sedimen yang disebabkan oleh hilangnya air yang terkandung di dalam material tersebut. Poligonal tersebut…dapat bersisi 4 atau 5 atau 6 bahkan 7 dan berdiameter beberapa centimeter hingga beberapa meter. Ukuran dari poligonal mudcrack sangat tergantung / dikontrol oleh ketebalan dari lapisan sedimen yang terretakan. 

Senin, 05 September 2016

Struktur Geologi

Struktur Geologi

Geologi Struktur merupakan salah satu cabang geologi yang meliputi studi dan interpretasi deformasi kerak bumi (Struktur Geologi). Deformasi menyebabkan terjadinya perubahan ukuran (dilatation), bentuk (distortation/strain), posisi (Translation), atau orientasi (rotation).
Contoh Struktur Geologi

Struktur Geologi dapat dikelompokkan berdasarkan kejadiannya, yaitu:


  1. Struktur Primer : Struktur primer adalah struktur geologi yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan batuan. Misalnya, struktur batuan beku (struktur masif, scoria, amigdaloidal), struktur batuan sedimen (struktur berlapis, tidak berlapis), struktur batuan metamorf (struktur foliasi, non foliasi), dan struktur kekar akibat pendinginan magma (columnar joint dan sheeting joint).
  2. Struktur Sekunder : struktur sekunder adalah struktur geologi yang dihasilkan oleh deformasi setelah batuan terbentuk yang meliputi kekar (Joint), sesar (Sesar) dan lipatan (fold).
Struktur Geologi berbeda dengan Geotektonik atau tektonik berdasarkan luas lingkup pembahasannya. Ruang lingkup geologi struktur bersifat lokal meliputi bentuk-bentuk deformasi dan gejala-gejala penyebab pembentukannya pada suatu cekungan, sedangkan tektonik menyangkut skala regional misalnya proses pembentukan pegunungan (orgenesa) dan sebagainya. 

Analisis struktur geologi biasanya dilakukan dengan tiga metode, yaitu:

  1. Analisis Deskriptif :Meliputi pengenalan ciri-ciri struktur dan pengukuran orientasinya.
  2. Analisis Kinematik : Interpretasi gerakan deformasi yang menyebabkan terjadinya struktur.
  3. Analisis Dinamik : interpretasi forces, stress dan mekanika pergerakan deformasi.