Air tanah adalah semua air yang terdapat dalam ruang batuan
dasar atau regolith, atau air yang
terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah (air lapisan), atau yang
terdapat di dalam rekahan-rekahan dari batuan (air celah). Air tanah
adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan
tanah.
Kedalaman air tanah di
tiap tempat tidak sama karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan permukaan
di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kadar
air tanah bervariasi antara batas-batas yang luas. Tanah memiliki rongga yang
tidak diisi oleh benda padat yang disebut pori-pori tanah. Pori-pori tanah
dapat diisi oleh air sampai bermacam-macam tingkat, dengan memberi kebebasan
pada air untuk bergerak. Pergerakan air diatur oleh ukuran (besar kecil) dan
susunan pori-pori tanah. Ruang pori-pori didalam tanah merupakan
saluran-saluran yang tidak terputus-putus tetapi tak teratur, bervariasi dalam
ukuran antara saluran-saluran yang tak terhingga kecilnya sampai
saluran-saluran yang berdiameter sekian banyak milimeter. Kadar air tanah dapat dikurangi
mulai dengan cara pengeringan buatan sampai air yang dihidrasi secara terpadu. Beberapa pori-pori khususnya pada tanah-tanah berpasir dan memiliki
butiran yang baik, cukup besar untuk memungkinkan air mengalir kebawah oleh
gravitasi.
Kedalaman air dapat
dilihat dari sumur-sumur yang digali oleh penduduk. Jumlahnya
kurang dari 1 % dari air bumi, tetapi 40 kali lebih bersih di bandingkan dengan
air bersih di permukaan (sungai dan danau) karena telah mengalami beberapa
proses penyaringan yang alami, namun agak berbahaya karena memiliki peluang
yang besar untuk bercampur dengan berbagai unsur yang ada dibawa tanah, seperti
besi terlebih beberapa unsur berat yang berbahaya terhadap tubuh.
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang
keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas
serta pemulihannya sulit dilakukan. Air tanah mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air
untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Di beberapa
daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Air di alam mengalami proses
(gerakan) yang dikenal dengan Siklus Hidrologi, yang meliputi beberapa proses
yaitu:
Gambar 1. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi dibagi menjadi 9 tahap yaitu;
1.
Evaporasi, yaitu penguapan dari benda-benda abiotik
dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi paling
besar berasal dari penguapan air laut.
2.
Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari
tumbuh-tumbuhan melalui mulut daun dan batangnya.
3.
Evapotranspirasi, yaitu proses evaporasi dan transpirasi
secara bersama-sama.
4.
Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud dari uap
air menjadi titik-titik air yang disebabkan pendinginan.
5.
Adveksi, yaitu transportasi air pada pergerakan
horizontal seperti dalam transportasi panas dan uap air dari satu tempat ke
tempat lain.
6.
Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan dari
atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, hujan es, dan hujan salju. Presipitasi
yang langsung jatuh ke laut sekitar 77% dari seluruh presipitasi. Daerah yang
banyak mengalami presipitasi, yaitu sepanjang ekuator yang sering mengalami
Daerah Konvergensi Antar-Tropik (DKAT). Presipitasi yang jatuh ke tanah
sebagian dialirkan melalui sungai dan diserap oleh tanah.
7.
Run off, yaitu pergerakan aliran air di permukaan
tanah melalui aliran selokan, kanal, sungai, dan anak sungainya.
8.
Infiltrasi, yaitu perembesan dan pergerakan air ke
dalam tanah.
9.
Perkolasi, yaitu air yang meresap terus sampai
kekedalaman tertentu hingga mencapai air tanah.
Kebanyakan
air tanah berasal dari hujan (di sebut juga air meteoric atau air vadose).
Air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah,
perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau
dipemukaan dan bergabung dengan air sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah
bergantung pada selain waktu dan ruang, juga dipengaruhi kecuraman lereng,
kondisi material permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan
tentunya curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, di
tutupi mineral inpermiabel, presentasi
air mengalir di permukaan (run off)
lebih banyak dari pada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang
pada lereng landai dan permukaan permiabel,
presentasi air yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak
bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molecular sebagai lapisan butiran-butiran pada tanah. Sebagian
menguap lagi ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama
belum ada hujan. Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos ke bawah
sampai zona di mana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh
air). Air dalam zona saturasi (zona of saturation) ini di namakan air tanah (ground water). Batas zona ini disebut muka air tanah
(water table). Lapisan tanah, sedimen
atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air disebut zona aerasi (zona of
aeration).seperti
yang diperlihatkan pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Posisi relatif
beberapa nama yang berkaitan dengan air bawah permukaan
Muka air
tanah umumnya tidak horizontal seperti permukaan laut atau danau, tetapi lebih
kurang mengikuti topografi bumi yang berada di atasnya. Di bawah bukit lebih
tinggi dan menurun ke arah lembah (Gambar 2). Perbedaan elevasi
antara bagian-bagian muka air tanah disebut hydraulic
head. Di daerah rawa-rawa, muka air sama dengan permukaan, sedangkan aliran
sungai dan danau permukaannya lebih rendah. Muka air tanah yang ‘tidak
mengikuti hukum fisika’ ini disebabkan oleh aliran air tanah sangat lamban (percolation), seperti spons yang jenuh
air ditekan perlahan-lahan. Apabila tidak ada hujan maka muka air di bawah
bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini
tidak pernah terjadi, karena hujan akan mengisi (recharge) lagi.
Daerah
dimana air hujan meresap ke bawah (perecipitation) sampai zona saturasi
dinamakan daerah rembesan (recharge area). Daerah di mana air tanah
keluar dinamakan discharge area pada Gambar 2. Selain dari air hujan dapat
juga air tanah berasal dari air yang dilepaskan magma pada saat mendingin,
disebut air juvenile. Biasanya keluar ke permukaan sebagai mata air panas
atau juvenile spring, Sedangkan yang
berasal dari air yang terperangkap dalam sedimen saat pengendapan dinamakan air
connate. Air tawar terperangkap dalam
endapan danau dan dalam endapan laut pada umumnya asin atau payau. Air connate yang terakhir umumnya dijumpai
bersama dengan minyak bumi, merupakan lapisan di bawah minyak bumi.
Gambar 3. Sirkulasi air menjadi uap
Untuk mengetahui hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dengan aliran ke luar (outflow) dalam satu daerah untuk periode tertentu
didefinisikan sebagai neraca air (water balance):
P = (D2 - D1)
+ E + (G2 - G1) + H (Pa)
+ M (1)
Di mana
P = Presipitasi.
D1 = Air permukaan yang
masuk ke daerah yang ditinjau.
D2 = Air permukaan yang
keluar dari daerah yang ditinjau.
G1 = Air tanah yang masuk
ke daerah yang ditinjau.
G2 = Air tanah yang keluar
dari daerah yang ditinjau.
H = Perubahan/variasi muka air tanah
rata-rata daerah yang ditinjau.
Pa = Laju perubahan menahan rata-rata
udara dibagian lapisan variasi air tanah.
M = Penambahan kadar kelembaban tanah (moisture content).
Asal dan Distribusi Air Tanah
4/
5
Oleh
Unknown